Senin, 09 Maret 2009

Kakao (Theobroma cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang berasal dari Amerika Selatan. Dari biji tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat.

Botani

Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.

Bunga kakao, sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya, tumbuh langsung dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.

Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona) yang biasanya terjadi pada malam hari. Bunga siap diserbuki dalam jangka waktu beberapa hari.

Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.

Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.

Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.

Negara Penghasil Kakao
Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah (data tahun panen 2005)

  1. Pantai Gading (38%)

  2. Ghana (19%)

  3. Indonesia (13%, sebagian besar kakao curah)

  4. Nigeria (5%)

  5. Brasil (5%)

  6. Kamerun (5%)

  7. Ekuador (4%)

  8. Malaysia (1%)
    Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya.

Jenis-jenis Komoditi
Kakao sebagai komoditas perdagangan biasanya dibedakan menjadi dua kelompok besar: kakao mulia (”edel cacao”) dan kakao curah (”bulk cacao”).

Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan “DR” (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri.

Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari varietas-varietas yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya.

Hama Tanaman Coklat

Helopeltis sp
Menyenangi lingkungan lembab, tempat terlindung. Panjang telur 1,2 mm lebar 0,7 mm berwarna putih lonjong. Telur diletakkan pada tangkai daun, ranting, maupun pangkal buah. Fase nimfa ukurannya 8 mm, berwarna kuning, fase larva berlangsung selama 11 – 12 hari, dewasa berwarna kuning kecokelatan. Lama hidup sejak terus hingga dewasa 3 – 5 minggu. Sebagai tanaman inang adalah Accasia decurens, Albizzia chinensis, dan theprosia.
Serangan bersifat menusuk dan mengisap, terutama pada buah pentil (cherelle) dan pucuk-pucuk muda.
Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) merupakan musuh alami (predator) hama ini.

PBC / Penggerek buah coklat (Conopomorpha cramerella)
Telurnya di alur buah cokelat, larva yang keluar dari telur segera masuk kedalam buah dengan membuat lubang kecil, didalam larva memakan daging buah. Fase telur 7 hari, fase larva 16 hari, fase kepompong 7 hari. Larva keluar lewal lubang khusus menuju daun untuk hinggap menjadi kepompong.
Kupu-kupu berukuran panjang 7 mm dan lebar 2 mm dengan antena di kepala yang lebih panjang dari badan, aktif di malam hari sejak pukul 18.00 – 20.30.
Trichogramatoidae bactrae fumata merupakan pemangsa PBC.
Pembungkusan buah salah satu cara menghindari PBC
Penggerek batang (zeuzera sp)
Menyebabkan daun mengalami nekrosis dan pucuk pada tanaman dewasa akan mati.
Kupu-kupunya berukuran panjang 4 cm dan lebar 2,5 cm warna dominan merah. Telur dietakkan pada celah kulit kayu. Telur berwarna kuning ungu dan bila hendak menetas berubah warna menjadi kuning kehitaman. Penyebarannya dibantu oleh “parasut” yang dibuat sendiri. Siklus hidup 4 – 5 minggu.
Serangan terutama pada cabang-cabang muda yang lembek, seperti di sudut tangkai daun. Ulatnya melubangi kayu dan masuk merusak xylem dan phloem, mengeluarkan sisa gerekan berupa serbuk kayu bercampur lendir.
Kendalikan dengan memotong cabang terserang kemudian bakar. Penggunaan insektisida organoklorin atau organofosfat sistemik pada lubang yang digerek.

Ulat api (Darna trima)
Larva berwarna abu-abu dengan dua bercak berwarna jingga di kepala yang kemudian akan berubah warna menjadi kuning dengan garis berwarna cokelat. Telur di letakkan di permukaan bawah daun. Berwarna transparan 40 – 90 butir. Bila menetas ulat tetap tinggal di daun sampai rontok. Pada fase kepompong ulat turun ke tanah dan tinggal dibawah serasah, tempat-tempat yang lembab. Sejak telur sampai dewasa mencapai 58-67 hari. Kendalikan dengan cara sanitasi dibawah pohon atau menggunakan insektisida.

Ulat jengkal (Hyposidra talaca)
Hama ini bersifat polyphagous terhadap daun juga memakan bunga. Telur bergerobol didaun, lekukan buah sampai 320 butir. Menjelang menetas telur semula hijau kebiruan menjadi kehitaman. Waktu siang hari ulat turun kedaun cokelat menggunakan benang-benang halus. Awalnya menyerang daun muda kemudian daun tua. Daur hidup 2,5-3,5 bulan. Pupa hidup pada permukaan tanah dibawah serasah.
Kendalikan dengan insektisida berbahan aktif Dekametrin (Decis 2,5 EC), sihalotrin (Matador 25 EC) sipermetrin (Cymbush 5 EC), metomil (Nudrin 24 WSC/ Lannate 20 L), fenitron (Karbation 50 EC).

Night flying beetles (Apogonia sp)
Spesies yang menyerang cokelat adalah A. Destructor, A.cribricollis, A. Expeditionis, A. Laevicollis, A. Vicina.
Telur mencapai 40 butir per induk, berbentuk lonjong 1-1,3 mm diletakkan dibawah serasah. Pupa panjangnya 15 mm, periode larva 67-77 hari. Serangga dewasa naik kedaun malam hari menyerang tanaman muda. Larva dapat merusak akar.
Parasit Hymenoptera, Tipiidae, Prosena siberita F, Masicerna adalah musuh alami hama ini. Pengendalian dengan insektisida sistemik jenis monocrotophos, dicrotophos, dimethoate, achepate. Penyemprotan pada malam hari saat hama aktif.
White plan hopper (Colobesthes falcata)
Telur diletakkan di cabang yang terlindungdari sinar matahari langsung. Cabang lebih dulu dilukai tetapi tidak dalam. Telur disusun memanjang dan diselubungi oleh lapisan seperti tepung berwarna putih kekuningan. Ditempatkan pada tangkai daun di ujung cabang. Nimfa muda terlihat seperti mealy bugs dengan selubung putih yang tebal. Colobesthes falcata dewasa penuh selubung putih seperti tepung yang mengandung lilin. Pada periode dewasa selanjutnya warna berubah dari putih menjadi hijau dengan garis-garis putih di sayap dan jingga di bagian pinggirnya. Burung sebagai pemangsa alami.
Sumber : Tumpal H.S. dkk, 1999. budidaya, pengolahan dan pemasaran cokelat. Penebar Swadaya, Jakarta